Mengolah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat adalah langkah bijak untuk mengurangi limbah dan menyuburkan tanaman. Namun, banyak orang enggan membuat kompos karena khawatir akan menimbulkan bau tidak sedap. Video ini menyajikan sebuah metode yang sangat sederhana dan efektif untuk membuat kompos dari sampah dapur tanpa bau sama sekali.
Rahasia utamanya terletak pada satu prinsip sederhana: aerasi atau aliran udara. Dengan memastikan sirkulasi udara yang baik, kita akan mendukung kerja bakteri yang "baik" dan mencegah munculnya bau busuk.
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Anda tidak memerlukan peralatan yang mahal. Cukup siapkan beberapa hal berikut:
- Wadah Bekas: Sebuah wadah bekas cat berukuran sekitar 20 liter sangat ideal untuk memulai.
- Alat Pelubang: Solder adalah alat yang efektif untuk membuat lubang ventilasi.
- Sampah Organik: Kumpulkan sisa-sisa bahan masakan dari dapur Anda, seperti potongan sayur, kulit buah, dan sisa nasi.
- Tanah: Siapkan tanah biasa yang akan digunakan sebagai "starter" dan penutup.
Langkah-Langkah Pembuatan Kompos
Prosesnya sangat mudah dan bisa menjadi bagian dari rutinitas harian Anda.
1. Menyiapkan Wadah Komposter
Langkah pertama dan paling krusial adalah mempersiapkan wadah. Ambil wadah bekas cat, lalu gunakan solder untuk membuat banyak lubang di sekeliling dindingnya. Jangan ragu untuk membuat lubang yang banyak, karena inilah yang akan memastikan aliran udara lancar masuk dan keluar dari komposter.
2. Proses Pengomposan Harian
Setiap kali Anda memiliki sampah organik dari dapur, ikuti siklus sederhana ini:
- Masukkan sampah organik ke dalam wadah.
- Ambil segenggam tanah, lalu taburkan di atas lapisan sampah hingga tertutup.
- Penting: Gunakan hanya sampah yang berasal dari tumbuhan. Hindari memasukkan sisa daging, tulang, atau ikan, karena jenis sampah ini akan membusuk dengan cara yang berbeda dan dapat mengundang hama seperti tikus.
Lakukan proses pelapisan ini setiap hari. Terus tambahkan sampah dan tanah secara bergantian hingga wadah komposter terisi penuh.
3. Masa Inkubasi
Setelah wadah penuh, proses dekomposisi perlu waktu. Tutup wadah dan diamkan selama kurang lebih 2 hingga 3 bulan. Sangat disarankan untuk memiliki beberapa wadah komposter. Jadi, saat satu wadah sedang dalam masa inkubasi, Anda bisa mulai mengisi wadah berikutnya. Dengan cara ini, Anda akan memiliki pasokan kompos yang berkelanjutan.
Rahasia di Balik Kompos Anti Bau: Aerob vs Anaerob
Mengapa lubang udara begitu penting? Jawabannya terletak pada jenis bakteri yang bekerja.
- Bakteri Anaerob: Bakteri ini hidup tanpa oksigen. Ketika mereka mengurai sampah, mereka menghasilkan gas berbau busuk seperti amonia dan hidrogen sulfida. Inilah penyebab kompos menjadi bau.
- Bakteri Aerob: Bakteri ini membutuhkan oksigen untuk hidup. Mereka mengurai sampah organik secara efisien tanpa menghasilkan bau tak sedap.
Dengan membuat banyak lubang ventilasi, kita menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri aerob untuk berkembang biak. Mereka akan bekerja mengurai sampah dengan cepat dan bersih, menghasilkan kompos yang berkualitas.
Mengenali Kompos yang Sudah Matang
Setelah 2-3 bulan, bagaimana kita tahu jika kompos sudah "panen"? Perhatikan tanda-tanda berikut:
- Warnanya berubah menjadi gelap kehitaman.
- Tidak lagi berbau sampah, melainkan memiliki aroma seperti tanah yang subur.
- Teksturnya menjadi remah dan gembur.
- Indikator terbaik: seringkali akan ada biji-bijian yang mulai tumbuh di permukaannya. Ini menandakan bahwa media tersebut sudah sangat subur dan siap digunakan untuk menutrisi tanaman Anda.