Setiap hari, Indonesia menghasilkan gunungan sampah yang masif, mencapai sekitar 200.000 ton. Sebagian besar dari sampah ini berakhir menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa diolah. Padahal, di balik tumpukan sampah tersebut, tersimpan potensi ekonomi yang luar biasa. Sayangnya, data menunjukkan bahwa 81% sampah di Indonesia masih tercampur aduk, membuatnya mustahil untuk didaur ulang secara efektif.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai individu? Jawabannya dimulai dari langkah kecil di tempat paling dekat dengan kita: rumah. Memilah sampah dari sumbernya adalah kunci untuk membuka potensi daur ulang dan mengurangi beban TPA secara signifikan.

Mengenal Empat Kategori Utama Sampah

Untuk bisa memilah dengan benar, pertama-tama kita harus mengenali jenis-jenis sampah yang kita hasilkan. Secara umum, sampah rumah tangga dapat dibagi menjadi empat kategori utama:

  1. Sampah Organik: Ini adalah semua sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan dapat terurai secara alami. Contohnya termasuk sisa makanan, kulit buah, potongan sayuran, ampas kopi, dan dedaunan kering.

  2. Sampah Anorganik: Ini adalah sampah yang sulit terurai secara alami dan seringkali memiliki nilai jika didaur ulang. Sampah ini bisa dibagi lagi menjadi:

    • Reusable: Barang yang masih bisa digunakan kembali untuk fungsi yang sama atau berbeda (misalnya, botol selai menjadi tempat bumbu).
    • Recyclable: Barang yang dapat diolah kembali menjadi produk baru (misalnya, botol plastik, kertas, kardus, kaleng, dan kaca).
  3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): Ini adalah kategori sampah yang paling kritis dan memerlukan penanganan khusus karena dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan. Contohnya adalah baterai bekas, lampu neon, kaleng semprot aerosol, obat-obatan kedaluwarsa, dan kemasan produk pembersih yang keras.

  4. Sampah Residu: Ini adalah "sisa dari sisa", yaitu sampah yang tidak termasuk dalam tiga kategori di atas dan tidak bisa didaur ulang lagi. Contohnya termasuk tisu bekas, popok sekali pakai, pembalut, puntung rokok, dan styrofoam.

Ilustrasi empat wadah sampah yang berbeda untuk organik, anorganik, B3, dan residu *Gambar: Ilustrasi empat kategori utama sampah yang perlu dipisahkan di rumah.*

Panduan Memilah dan Mengelola Sampah di Rumah

Setelah mengenali jenisnya, proses memilah menjadi lebih mudah.

  • Sediakan Wadah Terpisah: Siapkan empat wadah atau kantong terpisah di rumah Anda, masing-masing untuk satu kategori sampah. Anda tidak perlu membeli tempat sampah mahal; karung bekas atau kardus sudah cukup.
  • Kelola Sampah Organik: Sampah organik bisa Anda olah sendiri menjadi pupuk kompos yang sangat baik untuk tanaman. Jika tidak memungkinkan, carilah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) terdekat yang menerima sampah organik.
  • Kelola Sampah Anorganik: Untuk sampah yang bisa didaur ulang, pastikan kondisinya bersih dan kering sebelum disalurkan. Ini penting agar tidak menimbulkan bau dan memudahkan proses daur ulang. Salurkan sampah ini ke bank sampah atau pengepul lokal.
  • Kelola Sampah B3 dan Residu: Kedua jenis sampah ini memerlukan penanganan khusus. Jangan mencampurnya dengan sampah lain. Salurkan sampah B3 ke TPST 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau titik pengumpulan limbah B3 yang ada di kota Anda. Sampah residu adalah satu-satunya yang seharusnya berakhir di TPA.

Memulai kebiasaan memilah sampah mungkin terasa sedikit merepotkan di awal, tetapi ini adalah langkah kecil dengan dampak yang sangat besar. Dengan memilah, kita tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi sirkular dan menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan.