Penulis: Alfa Rizki Fatkhurohman
Pendahuluan
Sampah organik masih menjadi persoalan yang penanganannya belum efektif, baik di desa maupun di kota. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, volume sampah di Indonesia mencapai 35,95 juta ton per tahunnya dan sekitar 64,88% di antaranya tergolong sampah organik. Di lingkungan pedesaan, sumber sampah organik biasanya berasal dari sampah rumah tangga atau UMKM, seperti sisa sayuran, kulit buah, dan makanan sisa. Sampah tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius, contohnya adalah bau tidak sedap, meningkatkan emisi gas rumah kaca, dan menarik hewan yang berpotensi sebagai hama. Di sisi lain, sampah organik termasuk sampah yang paling mudah dikelola jika ditangani dengan tepat karena lebih mudah terurai di lingkungan.
Persoalan penanggulangan sampah organik di Desa Pagerbumi belum memiliki sistem yang terstruktur dan sistematis. Sampah-sampah organik biasanya dibuang langsung di kebun atau hutan tanpa adanya pengolahan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, beberapa titik dijumpai digunakan sebagai tempat untuk menumpuk sampah organik. Penumpukan dalam waktu yang lama dapat mengganggu estetika dan bahkan bisa menyumbat saluran air. Oleh karena itu, isu mengenai penumpukan sampah organik perlu dijadikan perhatian agar tidak menimbulkan permasalahan lebih lanjut. Artikel ini memberikan gambaran dan panduan praktis mengenai penggunaan larva black soldier fly sebagai salah satu solusi pengelolaan sampah organik.
Mengenal Black Soldier Fly (BSF)
Black soldier fly (lalat tentara) adalah jenis lalat yang berasal dari benua Amerika dan telah tersebar luas di berbagai daerah, termasuk daerah tropis di Indonesia. Lalat ini memiliki karakter yang berbeda dari lalat yang biasa dikenal. Lalat BSF tidak membawa penyakit yang bisa ditularkan ke manusia, tidak suka hinggap di makanan, bahkan malah bisa membantu menguraikan sampah organik menjadi bentuk yang sederhana dan mudah diserap tanaman.
Siklus hidup lalat BSF terdiri dari telur → larva → pupa → lalat dewasa. Fase yang paling berperan untuk mengelola dan menguraikan sampah organik adalah fase larva. Efektivitas dari penguraian sampah oleh larva BSF bahkan mencapai 80%. Keunggulan budi daya larva BSF antara lain tidak berbau, cepat mengurai sampah organik, dan larvanya kaya akan protein sehingga sesuai untuk pakan ternak.
Langkah Budi Daya Larva BSF
Persiapan Awal
Persiapan awal dimulai dari pemilihan tempat untuk budi daya BSF. Tempat yang digunakan perlu dipastikan kering, sirkulasi udara baik, teduh, dan aman dari binatang yang dapat memakan larva, seperti semut dan tikus. Secara keseluruhan ada 3 tempat yang perlu disiapkan:
- Tempat untuk penggemukan larva, dapat menggunakan kandang tertutup dari kayu besi.
- Tempat pemanenan pupa, mirip kandang larva, tetapi dalam kondisi gelap.
- Tempat lalat dewasa, kandang berdinding transparan/jaring untuk proses kawin dan bertelur.
*Sumber Gambar: Tim Energi dan Pengelolaan Limbah UGM, 2021*
Pengambilan Larva BSF
Akan lebih mudah jika proses budi daya diawali dengan pengambilan larva BSF dari peternak. Ada beberapa peternak lalat BSF di kota terdekat, seperti Tasikmalaya, yang dapat dijadikan sebagai sumber pengambilan larva. Alternatif lain adalah pengambilan larva dari beberapa start-up yang bergerak di bidang budi daya lalat BSF. Larva yang telah dibeli selanjutnya ditempatkan di tempat penggemukan larva.
Penumbuhan Larva menuju Pupa
Proses ini merupakan proses yang paling penting karena menjadi kunci dalam penguraian sampah organik. Penggemukan dan penumbuhan larva dilakukan dengan memberi pakan larva dengan sampah-sampah organik. Namun, makanan larva tidak boleh terlalu berair sehingga akan mempersulit kemampuan bergerak. Ditambah lagi, makanan yang terlalu pedas juga tidak bisa diberikan ke larva. Frekuensi pemberian makanan menyesuaikan ketersediaan limbah organik, idealnya adalah 15 kg sampah organik per m2 media per hari yang dibagi menjadi 2–3 kali pemberian.
Pemanenan Pupa
Larva yang telah gemuk akan melanjutkan fase hidupnya menuju pupa. Larva akan menghitam dan bergerak menuju ke tempat yang lebih gelap. Selanjutnya larva akan menghentikan proses makan dan berubah menjadi kepompong (pupa). Sebagian pupa dapat dipanen, sedangkan sisanya ditempatkan di wadah pupa untuk ditetaskan. Pupa yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau ikan. Sementara itu, sisa sampah dan kotoran larva dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman.
Pengawasan Sistem Perkandangan
Dalam budi daya lalat BSF, diperlukan pengawasan sistem yang telah dibuat sehingga dapat berkelanjutan dan tidak rugi. Apabila pupa dalam wadah gelap telah berubah menjadi fase dewasa, lalat dewasa dapat dipindah ke tempat lalat dewasa agar dapat kawin dan menghasilkan telur. Lalat dewasa cukup diberi air semprot yang dicampur dengan sedikit gula karena lalat dewasa sudah tidak memerlukan makanan. Untuk media/wadah telur, dalam kandang lalat dewasa perlu diberi kertas karton yang diletakkan secara horizontal/mendatar. Telur lalat yang terletak di karton dapat diambil dengan hati-hati, kemudian dipindah ke tempat penggemukan larva yang telah diberi media sampah organik sehingga larva yang telah menetas dapat langsung makan. Dengan keseluruhan sistem ini, budi daya lalat BSF akan terus berkelanjutan dan tidak akan putus.
Manfaat Budi daya BSF
Budi daya lalat BSF memiliki beberapa manfaat, seperti:
- Mengurangi sampah organik secara signifikan
- Mengurangi bau akibat penumpukan sampah
- Menghasilkan pakan ternak bergizi
- Memproduksi pupuk organik untuk tanaman
Penggunaan larva BSF sebagai langkah awal untuk mengurangi sampah organik adalah solusi yang sederhana, efektif, ramah lingkungan, dan berpotensi menghasilkan nilai ekonomi. Dengan partisipasi masyarakat, metode ini dapat membantu mengurangi penumpukan sampah organik di Desa Pagerbumi. Meskipun sederhana, langkah kecil ini dapat menjadi proses yang berarti jika dilakukan dengan kesadaran bersama. Harapannya adalah sampah organik di Desa Pagerbumi dapat berkurang dan lingkungan desa menjadi lebih sehat, bersih, dan produktif.